20111219

Tuhan Ada Berapa?

“Mika, sebenarnya Tuhan itu ada berapa?”
“Ada satu, sugar…”
“Kalau cuma ada satu, kenapa aku dan kamu panggil Tuhan dengan nama yang berbeda?”
Mika tersenyum.
“Begini sugar.. Namamu Indi, kan? Tapi ibumu panggil kamu kakak.. Dan aku, panggil kamu sugar. Menurut kamu, Indinya jadi ada berapa?”
“Tetep satu!”
“Tuhan juga seperti itu, sugar… Apapun nama yang kita pakai untuk menyebut Dia, Tuhan tetap satu..”
Aku tersenyum. Mengerti.
Mika pintar!
waktu aku sama MIKA (Indi, Homerian Pustaka)

20111218

7 Days to Christmas

7 days to Christmas. Are you ready, guys? What have you prepared, huh?
I feel this Christmas will be very meaningful. Because I would be baptized at the Christmas time. Besides, I’m very grateful to feel moments of Christmas with my boyfriend that I’m not sure that our story would survive until around Christmas time this before. I’m so grateful for this :’)
There’s more to make this Christmas more meaningful. I’m allowed to train a tambourine to the youth of my boyfriend’s church for the event on Christmas Eve, with my boyfriend as the leader of the youth. After all these years I’m not serving God, thank God this time given the opportunity. And I will utilize this with the best won’t disappoint the Lord :)
Blessed and bless :’)

20111217

Kaos Lukis




IDR 75K + ongkir (ongkir Malang gratis)
Gambar suka-suka yg mesen
CP : 085649564621 (@ichalevyta)

20111214

Bolehkah Cemburu?

Apakah salah kalau manusia merasa cemburu? Kata orang cemburu akan mendorong kita untuk lebih maju dengan semangat kompetisi. Selain itu cemburu juga dapat mempertajam konsep diri seseorang. Dalam suatu hubungan, cemburu sering diartikan sebagai takut kehilangan yang kemudian ditafsirkan sebagai cinta. Tapi dimana batasannya? Kapan cemburu menjadi tidak sehat dan berbahaya?
Perasaan cemburu yang semakin kuat dan menguasai akan menjadi iri hati. Iri hati yang berkepanjangan akan menjadi dengki. Dengki inilah yang akan menjadi pintu gerbang masalah dalam kehidupan seseorang. Lewat pintu gerbang ini perasaan-perasaan negatif dengan bebasnya masuk yang pada akhirnya menghancurkan kehidupan seseorang.
Drama kehidupan tentang iri hati, dengki, kebencian, kejahatan dan kehancuran dapat kita pelajari dalam kehidupan seorang yang tampan dan sukses bernama Saul. Sebagai pemegang kepemimpinan tertinggi di Israel, boleh dikata Saul jatuh terjerembab karena membiarkan perasaan cemburu ini berkembang biak dalam hidup.
Ciri-ciri kecemburuan Saul menurut 1 Samuel 18:8 adalah: (1) Marah karena ada orang yang lebih darinya; (2) Merasa direndahkan orang; (3) Takut kehilangan jabatan atau kedudukan; (4) Menyimpan dengki di hati.
Jika perasaan-perasaan ini muncul dalam hati kita, ini adalah alarm tanda berbahaya. Saatnya kita harus mengambil langkah untuk berbalik dan tinggalkan perasaan cemburu tersebut. Karena jika diteruskan perasaan ini akan mengakibatkan masalah-masalah emosi seperti di bawah ini:
1. Roh Keresahan. Seseorang yang menjadi resah dan terganggu karena perasaan cemburu yang membakar barangkali berasal dari roh keresahan (Spirit of Distress) ini. Saul yang dengki kepada Daud suatu hari kerasukan roh. Selanjutnya, roh ini yang mengakibatkan dia menjadi susah tidur, gelisah, kehilangan gairah, gampang marah serta berpikiran negatif.
2. Marah yang Tidak Terkontrol. Jika berlanjut, dan perasaan negatif semakin memuncak maka kemarahan akan menjadi lebih sulit dikontrol. Kemarahannya meledak-ledak dan cenderung untuk melukai atau menghancurkan. Karena tidak bisa mengendalikan dirinya maka Saul melempar Daud -yang sebenarnya sedang menghiburnya- dengan tombak.
3. Ketakutan yang Tidak Wajar. Setelah kemarahan yang tidak terkontrol maka timbullah perasaan takut yang mencekam. Kali ini Saul takut kepada Daud bukan karena ia lebih gagah dan kuat, tapi dalam hatinya ia tahu bahwa Tuhan sudah meninggalkannya. Kehilangan hubungan dengan Tuhan menyebabkan ketakutan. Ia merasa kehilangan arah, tujuan hidup, dan kepercayaan diri.
4. Kejahatan yang Berencana. Karena perasaan negatif semakin menumpuk, kebencian yang semakin memuncak, sedangkan hubungan dengan Tuhan yang semakin jauh, maka seseorang akan mampu merancangkan kejahatan dan mewujudkannya. Inilah yang dilakukan Saul ketika ia mengatur skenario untuk membunuh Daud. Kejahatan akhirnya menjadi obsesi baginya.
Selebihnya kehidupan Saul, kepahlawanan dan kejatuhannya semua orang pun tahu. (Baca 1 Samuel)
Melihat kerugian yang bisa diakibatkan oleh berasaan cemburu, seharusnya kita menghindarinya. Jangan memberikan tempat kepada rasa cemburu untuk tumbuh dalam hati kita sehingga membuahkan perasaan negatif lainya. Paulus memberikan nasihat yang bijaksana untuk menjaga pikiran kita:
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu
(Filipi 4:8)
Source: jawaban.com

Forgiveness

Salah satu hal paling sulit yang harus dilakukan pada umumnya di dunia ini adalah memberi dan meminta maaf. Bukan hanya memaafkan orang lain, terkadang memaafkan diri sendiri juga bukan perkara mudah. Dibutuhkan pengorbanan dan keberanian. Tahukah Anda jika terus-menerus memendam kemarahan hanya akan merugikan diri sendiri? Apalagi jika rasa benci itu terus menguasai, Anda berisiko menderita banyak penyakit.
Kebencian kronis memiliki efek yang dapat melemahkan Anda. Karena kebencian tersebut akan menimbulkan kemarahan, rasa bersalah, permusuhan, dan sakit hati dari waktu ke waktu. Emosi bisa melepaskan hormon kortisol, yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan Anda.
Di sisi lain, belajar memaafkan memberikan banyak manfaat kesehatan, beberapa di antaranya adalah meningkatkan respon imun, menurunkan tekanan darah, meningkatkan tidur, mengurangi kecemasan dan depresi, meningkatkan harga diri, memberikan Anda ketenangan pikiran.

Bagaimana cara memaafkan?
- Terima situasinya. Apa yang terjadi di masa lalu tidak bisa diubah lagi, jadi terimalah fakta itu. Tak ada seorang pun yang sempurna.
- Lepaskan. Memaafkan bukan berarti melupakan yang terjadi. Ini berarti Anda tak lagi menciptakan emosi yang sama dengan yang pernah dirasakan lagi dan lagi dalam pikiran. Belajarlah dari situasi dan bergeraklah.
- Hindari kata negatif. Kata-kata memiliki kekuatan tersembunyi. "Tidak" dan "tak pernah" akan membuat Anda makin terbenam dalam ingatan masa lalu. Jadi, kalimat seperti "saya tak akan pernah bisa bertemu dengannya" atau "saya tak akan lupa apa yang telah dia lakukan" harus dihindari.
- Tuliskan dan hancurkan. Tuliskan semua hal yang pernah dilakukan dan Anda rasa salah atau apa yang orang lain lakukan terhadap Anda. Menulis bisa membantu membersihkan pikiran.
- Berhenti menghakimi diri sendiri. Ijinkan diri Anda untuk berbuat salah. Bersikap baiklah dan cintai diri sendiri. Memilih untuk memaafkan diri kemudian maju selangkah dan lepaskan masa lalu. Jika Anda merasa telah mengecewakan seseorang, tak ada salahnya Anda menemuinya dan secara langsung minta maaf. Anda juga harus memahami apa yang pernah Anda perbuat mungkin tak sebesar itu melukai dirinya. Meminta maaf langsung juga akan membebaskan Anda dari derita pikiran.


Source: jawaban.com

Tracing

20111206

Nanti? All I Obey

Sudah sejauh ini, haruskah aku tetap diam?
Sudah sejauh ini, haruskah aku terus menangis setiap malam tanpa tahu?
Sudah sejauh ini, haruskah aku bertahan dengan kemunafikanku? Munafik, pura-pura tidak tahu, pura-pura cuek, pura-pura membebaskan, pura-pura santai.
Bertahan dengan kemunafikanku? Sementara dirimu pun munafik di depanku.
Kamu tidak tahu kan bahwa aku tahu semua yang kamu sembunyikan?
Kamu tidak tahu kan bahwa selama ini aku diam bermaksud membiarkan kesadaran dari benakmu muncul dan kemudian paham apa yang "harus" atau mungkin lebih tepatnya "hal yang manusiawi" kamu lakukan?
Kamu tidak tahu kan bahwa aku selalu berusaha berpikir bahwa semua yang selama ini ada hanyalah proses menuju hal yang selalu aku harapkan, dan semua yang selama ini ada akan berakhir secepatnya?
Kamu tidak tahu kan bahwa aku selalu berusaha bahagia dengan semuanya ini?
Kamu tidak tahu kan bahwa aku selalu membela jika ada yang menjatuhkanmu di depanku?
Kamu tidak tahu kan bahwa aku selalu membanggakanmu di depan mereka, demi menutupi semua keburukanmu yang mungkin mereka tahu?
Kamu tidak tahu kan bahwa aku selalu menahan amarahku dengan memandang pada sesuatu yang aku (dan mungkin kamu) komitmenkan? Tentang apa? Tentang sesuatu yang (mungkin) hanya kita yang tahu. Dan sepertinya hanya kamu anggap sebagai "nanti", bukan "sekarang".
Sedangkan sekarang belum saatnya. Namanya saja nanti. Nanti ya nanti. Sekarang saatnya bersenang-senang, right? Oh God, pemikiran yang dangkal!

Sesuatu yang sudah dikatakan, yang keluar dari mulut kita sendiri, adalah doa. Semua yang kita ucapkan bahkan yang tidak kita ucapkan, Tuhan mengetahui dan Tuhan menyetujui yang pasti nantinya terbaik buat kita dan sekitar kita. Semuanya tidak menutup kemungkinan jika sesuatu yang dikatakan itu tidak dari hati.
Jika sudah direncanakan, apalagi sudah ada yang bahagia, haruslah sepantasnya dijalankan (usaha menjaga dan mewujudkan) sebisanya sejak dini. Bukannya membiarkan hidup dengan "mimpi" itu tanpa menjalankan proses menuju "mimpi" itu dan membiarkan yang lain -yang juga menulis mimpi itu- bahagia dengan hanya bermimpi dengan menganggap itu sudah pasti akan terjadi tanpa harus memprosesnya. Sesuatu yang diimpikan tidak mungkin terjadi tanpa kerja keras dan kedewasaan menghadapi masalah-masalah yang menghalangi. Itu pemikiran saya, yang jelas sangat bertolak belakang dengan pemikiranmu. Sekian.