20110915

Aku, Radit, dan Mira, serta Rini (nama disamarkan)

Tiba-tiba teringat kejadian beberapa tahun lalu. Ini tidak bisa dengan mudahnya hilang begitu saja dari memoriku. Dan maaf, untuk hal ini tidak akan pernah bisa hilang dari memoriku. Aku dan seorang lelaki (seperti sebelumnya, sebut saja Radit). Bagaimana alur ceritanya? Sudah pernah aku ceritakan di sini. Banyak sekali kejadian yang menyesekkan yang menyangkut hal itu. Tidak bosan-bosan aku selalu menangis begitu down, walaupun hanya disenggol sedikit saja.

Pernah sekali kejadiannya parah banget. Sahabatku, sebut saja Rini, pingsan. Ini bukan karena mengalami gangguan kesehatan, namun karena masalah ini, masalahku, dan dia yang seharusnya tidak perlu membelaku namun dia bersikukuh membelaku sampai terjadilah demikian.
Sore itu, dengan sangat bersemangat, kami -Asaf GenK- satu persatu mulai meramaikan rumah salah seorang dari teman kami yang hari itu sedang berulang tahun. Kalau tidak salah yang ke-15. Namanya Sylvia (nama asli). Sudah menjadi adat Asaf GenK bagi siapa yang berulang tahun pasti mengadakan acara makan-makan di rumahnya dan selalu mengundang semua anggota Asaf GenK yang jika dihitung-hitung jumlahnya hampir mencapai 100 orang, namun ya namanya saja manusia ya, itu yang aktif hanya sekitar 30 orang saja.
Saat itu keadaan kami masih PANAS, khususnya bagi aku, Radit, Rini, Mira (lihat di sini), beserta beberapa orang yang memihak salah satu dari dua pihak ini. Dilihat-lihat, yang benar-benar berada di pihakku hanyalah Rini, Kak Sylvia, dan Vanny (adik Kak Sylvia). Ya, hanya itu. Sedangkan di kubu satunya, karena ke"bisa"an si wanita ular itu, dia berhasil menggaet orang-orang bodoh untuk membelanya. Entah apa saja bahan ramuan bisanya sehingga orang-orang penting bisa terpengaruh oleh ucapannya yang beracun itu. Jujur, aku kecewa. Ya, totally dissapointed! Demi Tuhan, yang seharusnya ini masalahku dengan Radit dan Mira dan sebenarnya sudah selesai, malah merembet ke anak lain, ya saking sayangnya Rini sama aku. Sungguh, yang seharusnya aku jadi peran utama malah yang sering bermasalah dan kena masalah jadi Rini. Ah, emang itu dua orang yang terlalu lebay. Siapa? Ya Rini dan Mira! Aku dan Radit? Kami malah bingung sendiri dan sejak awal aku bermasalah dengan Mira, yang itu pun akibat dibakar oleh Rini, Radit mulai menjauh dari aku, menyalahkan aku. Ya, semua gara-gara seorang -atau mungkin dua orang- yang membuat besar masalah yang sebenarnya kecil yaitu JEALOUS! Entah dia menjauhiku karena aku yang terkesan membesar-besarkan masalah (yang pasti karena Rini), ataukah karena hasutan si wanita berbisa dan dia pun terpengaruh! Labil coy, labil! Masih krucil-krucil begitu udah sok-sokan. Ckck.

Kejadiannya setelah selesai makan malam. Posisiku dan Rini berada di dapur bersama Kak Sylvia dan Vanny serta ibunya. Sedangkan Mira berada di halaman rumah bersama puluhan teman lainnya, termasuk Raditku. Raditku? Ya! Bukan Raditnya Mira! Aku dan Rini saat itu sedang ber-SMS ria dengan Mira. Aku lupa. Intinya tentang masalah di antara kami. Yang pasti bukan usaha meredakan namun malah membakar. Aksi SMSan pun berlangsung lama, sampai akhirnya, aku lupa penyebabnya, pembalas SMS kami bukanlah Mira melainkan Kak Libny (nama asli dan kini sudah meninggal dunia :(), ia seorang penari di Asaf GenK dan yang pasti sebelumnya termasuk orang terdekatku dan Rini. Isi SMS berupa ancaman-ancaman kepada Rini. Dia menantang Rini untung berbicara empat mata. Kembali lagi, ini masalah siapa sebenarnya? Aku kan? AKU! Kenapa harus Rini?
Aku lupa bagaimana bunyi SMSnya, yang jelas membuat kami DOWN, khususnya Rini. Rini pun tak kuasa menahan tangis. Aku, Rini, dan Kak Syl masuk ke kamar Vanny. Pintu kami kunci, lampu kami padamkan. Tangis Rini meledak di sana! Ia menjerit sekencang-kencangnya, dan bergelinjang seperti orang gila yang sedang mengamuk. Aku tidak mengada-ada, ini asli kejadian beneran. Rini mengamuk. Aku dan Kak Syl saling berpelukan dan menangis. Rini mengamuk, ia masuk ke kolong tempat tidur Vanny dan mengamuk di sana. Ditendangnya semua benda di sekitarnya. Aku dan Kak Syl berusaha meredakannya, namun tak berhasil. Ada SMS masuk lagi. Rini membacanya dan membanting ponselnya. Ia mengamuk lebih besar lagi. Anehnya, dari puluhan orang di luar tidak ada yang peduli akan kami. Ya, kami! Sejak adanya wanita berbisa itu. MIRA!
Rini keluar dari kolong tempat tidur dan memelukku dan Kak Syl. Ia menangis sekencang-kencangnya. Aku dan Kak Syl pun menangis. Sampai akhirnya pelukannya yang rapat lama kelamaan merenggang menjadi lemas. Rini pingsan! RINI PINGSAN! Kami bingung. Kami meminta bantuan secepatnya. Mereka membawa Rini ke kamar Kak Syl. Demi Tuhan, saat aku aku sangat takut. Aku kaget. Aku bingung! Akhirnya KAKAK TERTINGGI kami turun tangan. Ia menghampiri kami dan menanyakan penjelasan. Hingga akhirnya aku dan beberapa orang diusir dari tempat itu dan menyisakan Kak Libny, Kak Syl, dan Kak Rahel. Entah apa yang mereka bicarakan di dalam dan entah bagaimana jalan pikiran KAKAK itu, mengapa aku dan Mira tidak dipanggil masuk ke dalam? Bahkan Radit pun tidak.

Waktu menunjukkan pukul 8.30 malam. Satu persatu mulai meninggalkan tempat itu. Kami pun akan pulang. Dongkolnya, aku dan Rini kebagian semobil sama Kak Libny cs! Tapi tidak semobil dengan Mira, Puji Tuhan. Ya otomatis sih, karena malam itu Rini akan menginap di rumahku, dan karena aku dan Kak Libny serumah! Ya, rumah kami, rumah Asaf GenK (hanya sementara sebelum aku sekeluarga keluar dari tempat itu, malas menjelaskan)! Mobil terakhir. Tidak ada orang lagi tersisa. Mobil pun berjalan menuju rumah KAMI. Suasana di dalam mobil mencekam. Tidak ada satu pun dari kami mengeluarkan suara. Pun tidak kudapati sesosok KAKAK TERTINGGI yang seharusnya ada di dalam mobil. Rumah kami hanya ditempuh 10 menit dari rumah Kak Syl. Dan itu melewati gang rumah Radit. Radit, dimana kamu? Seharusnya kamu ada di sini :(
DAN di beberapa meter sebelum gang masuk ke rumah Radit yang akan kami lewati, kami melihat si kakak tertinggi bersama Radit. Mereka berdua jalan kaki dan terlihat sedang bicara serius. Sang kakak merangkul Radit. Kami shock! Totally shock! Jantungku tiba-tiba berdetak cepat. Sejak saat itu Radit memintaku untuk menjauhinya (untuk saat itu), walaupun akhirnya kami kembali lagi.

Aku menyadari kejadian itu sepenuhnya kesalahanku. Tapi hanya itu kan salahku? Tidak sebanding dengan kesalahan Radit yang akhirnya meninggalkan bekas luka yang SANGAT DALAM dan MENYAKITKAN sampai saat ini.
Radit, Rini, Mira, dan semuanya.... Akhirnya setelah keputusanku meninggalkan kalian semua, aku berhasil mengampuni kalian. Sungguh.. Terima kasih sudah mengajariku jatuh dan terluka. Terima kasih sudah mengajariku mencintai dan setia. Terima kasih sudah mengajariku arti persahabatan. Terima kasih sudah mengajariku ikhlas mengorbankan orang yang (sangat) aku sayangi demi seorang sahabat yang lebih aku sayangi. Terima kasih, aku berhasil menghapus kepahitan itu dan berhasil mengampuni kalian :'D
Semoga suatu saat kita bisa bertemu kembali dengan membawa serta kebahagiaan kita masing-masing ya :D
- Asaf GenK - Persahabatan Kompak Selalu -

No comments:

Post a Comment