20111129

Behind the Scene?

Seseorang yang menjilat ludahnya sendiri.
Di satu masa di mana semua orang berpikiran sama. Semua bersandiwara "berteman" dengan (sebut saja) Rita. (sebut saja) Rita ini orangnya egois tingkat tertinggi. Tetapi wajahnya dan sikap "berpura-pura ramah"nya itu menutupi segala kebusukannya. Serigala berbulu domba. Sehingga semua orang baik ini dengan rasa tidak teganya pun berusaha bersikap baik kepada (sebut saja) Rita.
Kemudian suatu hari seorang dari semua yang berpikiran sama itu tiba-tiba mengkhianati semuanya. Sebenarnya tidak bisa disebut mengkhianati teman-temannya. Mungkin lebih tepatnya mengkhianati dirinya sendiri. Bagaimana tidak, ia sendiri mengatakan sependapat, sehati, sepikiran tentang (sebut saja) Rita, bahkan dia cukup berperan penting dalam pendiskriminasian ini. Seorang ini bernama (sebut saja) Dita.
Karena suatu masalah yang (mungkin) ia pikir si (sebut saja) Rita ini dapat membantunya dalam masalah ini, ia pun menjilat ludahnya sendiri. Dita dan Rita mulai terlihat sering bersama. Semua yang mereka lakukan manis dilihat. Layaknya dua orang yang sudah bersahabat lama tanpa ada rasa saling membenci di dalam hati mereka. Sehingga yang lain ini hanya bisa tertawa kecil melihat mereka. Sampai kini pun yang lain tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Bukan mengenai masalahnya, melainkan "behind the scene"nya. Perasaan apa mereka di belakang masing-masing dari mereka. Apakah mereka hanya saling bersandiwara? Ataukah memang akhirnya mereka saling menemukan sahabat sejatinya? Tidak ada yang pernah tahu. Yang lain hanya memandang ini semua hanyalah hidup yang selayaknya dijalani.

Peristiwa di atas seringkali terjadi di rentetan perjalanan hidup kita. Bahkan peran apapun mungkin saja kita ambil tanpa kita duga, seperti yang dialami oleh Dita. Orang lain pun hanya dapat menyaksikannya. Sekalipun turut berperan, sebaiknya tidak turut mencampuri urusan hati mereka lebih dalam. Ini jelas bahwa apapun bisa saja terjadi ketika kita dihadapkan masalah, bahkan hal yang tidak pernah kita duga sekalipun. Yang penting rajin berdoa saja, (kata guru saya) meminta terang pikiran dan hati nurani agar dapat memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik.

No comments:

Post a Comment